Hampir semua propinsi ataupun suku di Indonesia memiliki kekhasan terutama dalam tata busana adat, seperti juga halnya Bali. Peruntukan pakaian adat di Bali tersebut disesuaikan dengan tempat, situasi dan kondisi, menjunjung tinggi etika serta estetika dalam berpakaian. Terlihat begitu indah, agung, unik, penuh citarasa dan variasi. Walaupun tidak mutlak dari tata cara serta jenis busana yang dikenakan bisa diketahui status ekonomi seseorang. Pada masa transisi dan era modernisasi, banyak inovasi dengan design-design menarik yang ditampilkan tanpa mengurangi arti dan filosofinya. Dalam pertemuan sosialisasi tersebut yang dibuka langsung oleh Bapak Asisten Administrasi Pemerintahan Setda Buleleng dan dilanjutkan materi oleh narasumber dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung Ibu Dr. AA Ayu Ketut Agung. Dalam paparannya AA. Ayu Ketut Agung menyampaikan bahwa busana yang tepat digunakan ke kantor untuk kaum wanita adalah atasan (kebaya) berbahan katun dengan model kartini. Sementara bawahannya adalah kamen berbahan tenun tradisional seperti endek atau batik Bali. Sementara busana adat Bali untuk kaum pria, menggunakan kemeja lengan pendek atau panjang berbahan endek/katun/batik Bali, bawahan kamen lengkap dengan kampuh dan umpal. Busana adat laki-laki juga lengkap dengan udeng berbahan endek/batik Bali. Dalam kesempatan itu, AA.Ayu Ketut Agung juga memperagakan tata rias rambut sederhana untuk ke kantor
Tujuan adanya sosialisai ini yang diikuti oleh SKPD Se-Kabupaten Buleleng untuk mensikronkan busana adat bali bagi ASN khususnya untuk ke kantor supaya berbusana yang beretika karena ASN sebagai contoh yang akan dilihat oleh para masyarakat Bali.