(0362) 21648
ka.kbppbll@gmail.com
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kiat-Kiat Menggerakan KB Pria

Admin daldukkbpppa | 24 Januari 2018 | 713 kali

 

Rabu 24 Januari 2018 diadakan Sosialisasi Penggerakan KB Pria yang dimana dalam Sosialisasi ini mendatangkan Narasumber Dari BKKBN Provinsi Bali DRS.Ida Putu Mudita,M.SI. dan didampingi oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Buleleng dr. Ni Made Sukarmini,M.AP.

Pandangan yang ada di masyarakat sekarang, program KB adalah keharusan istri atau wanita. Padahal wanita juga memiliki hak reproduksi dan kesetaraan gender yang sama dengan pria. Kurang dari 5 persen pria Indonesia yang sudah ber-KB dan ada beberapa alasan yang membuat pria 'malas' ber-KB.

Dari hasil temuan dari survei dan penelitian, berikut beberapa alasan klasik mengapa suami tidak mau ber-KB:

  1. Menganggap Bahwa KB adalah urusan perempuan
  2. Terbatasnya Kontrasepsi Pria (Kondom dan Vasektomi)
  3. Hambatan sosial budaya
  4. Pengetahuan Pria Tentang KB Pria Masih Terbatas

Dalam Melakukan KB yang berupa Vasektomi tak perlu khawatir jika pria vasektomi karena kontrasepsi jenis ini punya banyak keuntungan dan minim resiko bagi penggunanya.Dengan adanya vasektomi, paling tidak dapat menggantikan peran istri dalam ber-KB. Para istri tak perlu repot lagi untuk minum pil KB setiap hari, pasang implan (susuk) tiap bulan, suntik KB setiap tahun dan sebagainya.

 Selain itu, secara tidak langsung penggunaan KB pada pria ini juga berdampak dari segi ekonomi. Pria hanya sekali melakukan vasektomi, dan tak perlu mengeluarkan uang lebih untuk biaya KB yang dilakukan para wanita pada umumnya.
 
Vasektomi juga bisa dikatakan sebagai KB Kontap ( Kontrasepsi Mantap). Pasalnya, sudah teruji tingkat keberhasilannya sekira 99,85%. Selain itu, program KB untuk pria ini juga tak berdampak pada kesehatan ataupun libido pria.
 
Perlunya meningkatkan KB Pria karena merupakan komitmen yang telah dituangkan dalam MDGS untuk mendorong kesetaraan dan keadilan gender dalam kesehatan reproduksi.
 
 
 
Download disini