(0362) 21648
ka.kbppbll@gmail.com
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Zoom Meeting “Investasi Pembangunan Manusia untuk Indonesia Emas 2045:

Admin daldukkbpppa | 22 September 2025 | 203 kali

Senin, 22 September 2025 – Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan, dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Buleleng mengikuti kegiatan Zoom Meeting “Investasi Pembangunan Manusia untuk Indonesia Emas 2045: Memastikan Komitmen Kebijakan dan Pembiayaan Keluarga Berencana Berkelanjutan”.


Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total di Indonesia pada tahun 2024 tercatat 2,11 anak per perempuan. Angka ini dianggap ideal untuk mencapai kondisi Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS), di mana secara rata-rata setiap perempuan melahirkan sekitar dua anak selama masa reproduksinya. Pada level ini, setiap generasi dapat menggantikan dirinya sendiri sehingga pertumbuhan penduduk menjadi stabil.


Capaian TFR nasional tersebut merupakan hasil nyata dari keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Program ini tidak hanya berfungsi mengendalikan pertumbuhan penduduk, tetapi juga menjadi investasi strategis dalam pembangunan manusia dan kualitas keluarga.


Meski demikian, masih terdapat disparitas antarwilayah. Beberapa provinsi dan kabupaten/kota memiliki TFR di bawah 2,1, sementara daerah lain justru masih di atas 3. Perbedaan ini menimbulkan tantangan dalam mewujudkan pemerataan pembangunan kependudukan. Jika tidak ditangani dengan baik, akan terjadi ketimpangan antara wilayah yang mengalami penurunan kelahiran terlalu rendah dengan wilayah yang pertumbuhan penduduknya masih tinggi.


Oleh karena itu, diperlukan kebijakan asimetris sesuai kondisi daerah.


Daerah dengan TFR tinggi membutuhkan perhatian lebih, terutama dalam sosialisasi dan akses terhadap program KB.


Daerah dengan TFR ideal perlu mempertahankan capaian agar tidak terjadi penurunan lebih lanjut.



Program KB memiliki peran yang sangat penting, tidak hanya dalam mengendalikan jumlah penduduk, tetapi juga dalam meningkatkan kualitas keluarga, kesehatan ibu, serta pencegahan stunting. Dengan perencanaan kehamilan yang baik, perempuan memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kesehatan, menempuh pendidikan lebih tinggi, berpartisipasi dalam dunia kerja, serta berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan masyarakat.


Dampak positif program KB juga terlihat dari penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), disamping kontribusinya pada bidang pendidikan dan pembangunan ekonomi. Namun demikian, data SP2020 Long Form BPS masih menunjukkan bahwa kematian ibu dan bayi di Indonesia relatif tinggi, sehingga upaya perbaikan kesehatan ibu dan anak tetap menjadi prioritas.